Pacaran di KA, Sepasang Kekasih ditemukan Tewas Tertabrak Kereta Api dalam Keadaan T3lanjan9

Sepasang muda-mudi yang diduga keras sedang dimabuk asmara, Rico Tampaty (18) dan Derby Cindy (15) ditemukan tewas tertabrak kereta api barang dalam keadaan tidak berpakaian lagi di rel kilometer (KM) 195 antara Stasiun Mangli dan Stasiun Jember, Kabupaten Jember, Jumat (20/1).



Rico Tampati baru diketahui sebagai warga Jalan Gajah Mada, Kecamatan Kaliwates, Jember sedangkan pasangannya Derby Cindy merupakan warga Jalan Mujahir, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember.

“Mereka ditemukan Jumat pagi dalam keadaan sangat menyedihkan. Masinis KA barang bernomor loko 2723 F mengatakan melihat ada dua orang yang tidur-tiduran tanpa busana di atas badan rel. Pengereman sudah dilakukan, namun luncuran gerbong KA barang tidak dapat dihentikan secara mendadak,” ujar Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daops) IX Jember, Lukman Arief yang dikonfirmasi, semalam.

Sementara itu Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kaliwates, Kompol Harwiyono yang dihubungi terpisah menambahkan, bahwa kedua remaja itu ditabrak kereta api barang rute Surabaya-Banyuwangi. “Kami masih menyelidiki tewasnya dua remaja akibat terlindas kereta api barang pengangkut semen, di rel KM 195 antara Stasiun Mangli dna Stasiun Jember, Kabupaten Jember itu,” ujarnya.


Dikemukakan, pihaknya masih meminta keterangan para saksi, di antaranya saksi dari keluarga kedua korban. Mereka ditemukan tewas dengan tubuh hancur tak berbentuk. “Mereka ditemukan dalam keadaan telanjang, namun bisa jadi karena terkoyak saat dilindas lokomotif yang melintas di depan rumah Imam Muslim masuk kawasan Lingkungan Patimura, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember sekitar 50 meter dari tabrakan itu sendiri,” tambah Kapolsek.

Ia mengaku belum memperoleh keterangan, apakah sejoli itu sedang berpacaran. “Ya karena mereka tertabrak pada waktu dini hari yang gelap,” tandas Kapolsek. Kedua jenazah korban yang berupa serpihan itu kemudian dibawa Polisi ke kamar mayat RSD dr Soebandi, Jember.

Peringatan Dini
Dari catatan PT KAI Jatim, setidaknya ada 880 perlintasan kereta api di Jatim yang memiliki derajat bahaya yang tinggi bagi keselamatan masyarakat karena belum berpalang pintu. Dari total 1.400-an perlintasan yang ada, baru 350 di antaranya yang berpalang pintu dan 170 perlintasan lainnya sudah dipasang alat early warning.


“Yang sisanya masih cukup banyak namun belum ada palang pintu yang dijaga petugas resmi,” ujar Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub dan LLAJ) Jatim, Wahid Wahyudi.

Ia membenarkan, pemanfaatan tanda bahaya otomatis elektronik sistem peringatan dini (early warning system) kerjanya adalah, satu kilometer sebelum kereta api melewati perlintasan, lampu merah akan menyala dan ada suara audio yang menginformasikan bahwa kereta akan melintas.

Menurut rencana, sistem peringatan itu akan dipasang di seluruh perlintasan yang belum berpalang pintu, sebab, buka-tutup palang pintu tidak lagi dilakukan secara manual. “Masih menunggu kucuran dana, makanya pemasangan alat itu dilakukan secara bertahap. Untuk perlintasan yang belum berpalang pintu, pada umumnya ada relawan yang menjaga, namun terbatas pada pagi, siang dan sore hari. Jika malam, perlintasan tanpa palang pintu itu tidak ada yang menjaga,” ujarnya lagi. (beritasatu)