Seberat Apapun Dosamu, Pintu Taubat Masih Terbuka Untukmu

Seberat Apapun Dosamu, Pintu Taubat Masih Terbuka Untukmu
Seberat Apapun Dosamu, Pintu Taubat Masih Terbuka Untukmu
Allah Ta‘ala berfirman: Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. (QS Yusuf [12] : 53)

Sesungguhnya kejahatan hawa nafsu manusia itu ada dua macam: (1) mendorong berbuat maksiat dan (2) lambat dalam ketaatan.

Saudaraku seiman—semoga Allah merahmati kita semua—ketahuilah bahwa termasuk sifat bawaan yang dimiliki semua manusia adalah mudahnya berbuat salah dan dosa kecuali para nabi dan rasul. Karena, memang manusia adalah makhluk yang lemah.

Allah Ta‘ala berfirman: Dan manusia dijadikan bersifat lemah. (QS al-Nisa' [4] : 28)

Manusia yang baik bukanlah manusia yang tidak pernah salah karena itu adalah perkara yang mustahil dan tidak akan ada di alam ini. Akan tetapi, manusia yang baik adalah mereka yang merasa punya salah dan dosa lalu bersegera mencari ampunan Rabbnya dan tidak terlena serta hanyut dengan kesalahan yang ia lakukan.

Rasulullah sholallahu alaihi wasallam bersabda:
“Setiap manusia pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah ia segera bertobat.” (HR al-Hakim, Ahmad, al-Tirmizi, dll)

Makna dan macam-macam tobat

Arti “tobat” (al-taubah) secara bahasa adalah kembali sebagaimana yang disebutkan oleh Ibn Faris dalam Mu‘jam Maqayis al-Lugah 1/357. Adapun secara istilah, “tobat” adalah kembali kepada Allah dengan cara meninggalkan perbuatan maksiat menuju ketaatan kepada-Nya.

Bertobat kepada Allah ada dua macam: muqayyad dan ada pula yang bersifat mutlak. Tobat muqayyad adalah seorang hamba bertobat dari dosa-dosa tertentu yang ia telah kerjakan. Adapun tobat mutlak adalah ia bertobat dari setiap dosa apakah ia ketahui atau pun tidak ia ketahui di mana ia senantiasa bertobat
kepada Allah Ta‘ala.

Tobat adalah kewajiban bagi semua hamba

Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya wajib bagi kita semua untuk bertobat kepada Allah Ta‘ala karena setiap saat kita tidak lepas dari dosa dan kesalahan, sebagaimana dalam hadis qudsi Allah Ta‘ala berfirman:
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian telah berbuat dosa di waktu malam dan siang.” (HR Muslim)

Dan kewajiban bertobat ini telah Allah Ta‘ala sebutkan dalam beberapa ayat-Nya dalam Alquran, di antaranya firman-Nya yang berbunyi:

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (QS Hud [11] : 3)

Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (tobat yang semurni-murninya) . (QS al-Tahrim [66] : 8)

Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS al-Nur [24] : 31)

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
“Wahai manusia! Hendaknya kalian bertobat dan meminta ampun kepada Allah, karena saya setiap hari bertobat sebanyak seratus kali.” (HR Muslim)

Dan para ulama telah sepakat bahwasanya bertobat itu hukumnya wajib sebagaimana yang dinukil oleh al-Imam al-Nawawi dalam Riya dhus Shalihin.

Syarat diterimanya tobat

Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya dosa yang kita lakukan itu tidak lepas dari dua macam: (1) dosa yang berhubungan dengan hak Allah, (2) dosa berkaitan dengan hak makhluk Allah (manusia) .
Masing-masing memiliki syarat dalam tobat yang agak berbeda.

Dosa yang berkaitan dengan hak Allah memiliki tiga syarat yang wajib dipenuhi dan jika ketiga syarat ini atau salah satunya tidak terpenuhi maka tobat tidak akan diterima oleh Allah, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama kita.

Syarat-syarat itu: (1) meninggalkan dosa tersebut, (2) harus menyesalinya, dan (3) bertekad tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.

Adapun dosa yang berkaitan dengan hak manusia, hendaknya hak tersebut dikembalikan atau kita minta dihalalkan (dimaafkan).

Keutamaan tobat dan orang yang bertobat

Ketahuilah wahai saudaraku! Termasuk hal yang hendaknya kita cermati bahwasanya tidak ada satu pun perintah yang Allah titahkan kecuali mengandung banyak maslahat, sebagai wujud sifat hikmah yang dimiliki oleh Allah Ta‘ala.

Termasuk dalam hal ini adalah perintah-Nya kepada para hamba-Nya untuk bertobat karena memang dalam tobat itu terdapat maslahat yang besar dan banyak, di antaranya:

1. Telah melaksanakan perintah Allah dan rasul-Nya sebagaimana dalam ayat dan hadis di atas. Dan ini harus kita perhatikan tatkala beramal hendaknya merasakan ini adalah perintah Allah dan rasul-Nya.

2. Allah senang kepada orang yang bertobat. Rasulullah shallalallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah lebih
senang dengan tobat hamba-Nya daripada salah satu di antara kalian jatuh dari atas untanya dan ia kehilangannya di tanah yang luas.” (Muttafaq ‘alaihi)

3. Menjadi orang-orang yang beruntung (lihat QS al-Nur [24] : 31) .

4. Meraih ampunan dari Allah Ta‘ala (lihat QS al-Baqarah [2] : 37) . Rasulullah shallalallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah menerima tobat orang yang bertobat.” (Muttafaq ‘alaihi)

5. Mendapatkan Surga, ampunan, dan rahmat Allah (lihat QS al-Tahrim [66] : 8) .
Juga, sebagaimana dalam kisah orang dari Bani Isra' il yang telah membunuh seratus nyawa manusia.

6. Mendapatkan doa dan istigfar dari malaikat (lihat QS Ghafir [40] : 7) .

7. Meraih ketenangan hati dan jiwa. Karena, dosa yang Anda lakukan akan memengaruhi tatanan kehidupan Anda, di antaranya hati menjadi tidak tenang dan merasa gundah. Nabi shallalallahu alaihi wasallam bersabda, “Dan dosa ialah apa yang membuat jiwamu gundah.” (HR Muslim: 2553)

Segeralah bertobat sebelum terlambat

Wahai saudaraku, bersegeralah untuk bertobat dan meraih ampunan dari Rabbmu karena waktu terus berjalan dan beredar. Jangan sampai Anda termasuk dari orang-orang yang lamban untuk mengejar ampunan Allah, sebab sesungguhnya Nabi shallalallahu alaihi wasallam mengingatkan kita:
“Barangsiapa bertobat sebelum terbitnya matahari dari barat maka Allah terima tobatnya.” (HR Muslim: 2703)

“Sesungguhnya Allah ta'ala menerima tobat hamba-Nya selama roh  belum sampai di kerongkongan.” (HR al-Timirzi: 3535, Ibn Majah: 226, dan al-Nasa' i 1/83, 98)